KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Tim Architecture and Urban Plus (AU+) kembali menorehkan prestasi dengan meraih Juara 1 dalam Kompetisi Desain Gerbang Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok.
Desain gerbang yang berhasil mengantarkan kemenangan Tim AU+ tersebut diberi nama Arkade Cendekia.
Tim AU+, yang merupakan biro arsitektur dan kontraktor asal Kota Kendari ini, terdiri dari Muh. Irsyad, Sutrisno, Elleni Manurung, Akhdiat Iqbal Maulana, Made Ray, dan Christopher Rendi.
Kompetensi UIII ini mengundang arsitek profesional untuk mendesain pintu masuk utama dan pintu masuk reguler UIII, yang mencerminkan Identitas Islam yang universal, modernitas dan pandangan global, keberlanjutan melalui material yang ramah lingkungan.
Nama “Arkade” mencerminkan struktur megah yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan, sementara “Cendekia” merepresentasikan komunitas akademik yang terus berkembang.

BACA JUGA: Halal Bihalal Pengusaha Muslim Kendari: Membangun Bisnis Sesuai Nilai Qur’ani
Filosofi Desain Gerbang Arkade Cendekia
Dari keterangan tim AU+, desain gerbang ini selaras dengan filosofi arsitektur Kampus UIII, menciptakan ruang yang menginspirasi bagi para pencari ilmu. Sebagai simbol kebijaksanaan dan inovasi, Arkade Cendekia menjadi pintu gerbang yang menuntun mahasiswa dan akademisi menuju pencerahan dan kemajuan peradaban.
Desain gerbang Arkade Cendekia ini terdiri dari tiga unsur, yakni guidance, identity, dzikir. Guidance ini menjelaskan tentang Gerbang kampus Islam internasional bukan sekadar pintu masuk fisik, melainkan simbol filosofis yang mencerminkan nilai-nilai universal Al-Quran.
Sementara unsur identity menjelaskan tentang Lambang Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) berbentuk segitiga siku-siku dengan sudut menjulang ke atas, mencerminkan visi progresif UIII.
Selain itu, desain ini mencerminkan atmosfer kampus yang inklusif (Global Openness) dan berwawasan visioner.

BACA JUGA: BI Sultra Gelar Program Onboarding UMKM 2025: Dorong Digitalisasi Pelaku Usaha Lokal
Sedangkan unsur dzikir, menjelaskan bahwa dalam konteks arsitektur atau tata ruang, penggunaan lafal dzikir di area gerbang atau pintu masuk dapat dimaknai sebagai simbol pengingat akan keberadaan Allah dan ajaran Rasul-Nya.
“Inilah konsep gerbang yang kami tawarkan saat penjurian berlangsung, yakni desain yang dapat menciptakan ruang inspirasi bagi para pencari ilmu,” ujar Muh. Irsyad.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai AU+, silakan kunjungi akun Instagram resmi mereka di @architectureandurbanplus atau akses situs web www.auplus.id.
Editor: Fitrah Nugraha
Post Comment