KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Berawal dari sebuah gerobak rongsokan tanpa kaca dan roda, Awaluddin, pemilik (Owner) Martabak Bang Awal, berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan tekad kuat mampu mengubah hidup seseorang.
Kini, pria yang memulai perjalanan bisnisnya hanya untuk menyambung hidup ini telah membawa brand Martabak Bang Awal berkembang pesat dengan puluhan outlet atau cabang yang tersebar di 10 kota/daerah, di Indonesia.
Awal Mula Jualan Martabak
Menurut Awaluddin, awalnya ia ikut menjalankan usaha ini tanpa rencana besar—hanya sekadar menyambung hidup dengan berjualan martabak. Ia mengaku datang ke Kendari dari Jawa pada awal tahun 2000, atas ajakan ayah dan kakaknya.
“Di Jawa, kami sulit bersaing dengan banyak pelaku usaha martabak lainnya, maka setelah mendapat informasi bahwa Kota Kendari memiliki peluang untuk berjualan martabak, ayah dan kakak memutuskan untuk pindah. Saya pun diajak untuk menemani mereka,” katanya kepada tim nulispreneur.com, belum lama ini.
Karena kemampuan hanya membuat martabak, itulah yang Awaluddin beserta ayah dan kakaknya berjualan untuk menyambung hidup. Namun, pada awalnya, sekitar 25 tahun lalu, persepsi masyarakat terhadap pedagang kaki lima sangat rendah.
Banyak orang yang beranggapan bahwa pedagang kaki lima akan tetap berada di situ tanpa harapan menjadi besar. “Ayah dan kakak saya bahkan meminta saya untuk fokus kuliah dan tidak terlalu memikirkan usaha martabak, karena mereka merasa usaha ini tidak akan membawa perubahan besar dalam hidup,” ceritanya.
Ia memulai usaha dengan sangat sederhana, bahkan menggunakan gerobak bekas yang sudah tidak terpakai. Kondisinya memprihatinkan, tanpa kaca dan roda, hampir seperti barang rongsokan.
“Gerobak itu kami dapatkan dari orang yang sudah tidak membutuhkannya,” ujarnya.
Karena kerja keras dan usaha yang maksimal, perlahan-lahan usaha martabak ini mulai berkembang. Dengan brand Martabak Bandung yang dijalankan, usaha ini menunjukkan kemajuan. Bagi Awaluddin, ia banyak mendapatkan pelajaran bisnis dan hidup dari usaha ini.
BACA JUGA: Gagal Lulus CPNS, Alumni UHO Kendari Ini Kembangkan Bisnis Properti Syariah
Membangun Brand Sendiri
Saat masih kuliah di Universitas Halu Oleo, Awaluddin tetap berjualan martabak, bahkan berhasil membuka beberapa cabang di daerah lain. Pada tahun 2005, ia bahkan telah memiliki dua outlet di Kota Kendari, satu outlet di Unaaha (yang kini berkembang menjadi dua), dan bahkan membuka cabang di Gorontalo.
Setelah dua tahun berjualan dengan nama Martabak Bandung, Awaluddin mulai memperdalam pengetahuan bisnis melalui buku-buku, pelatihan, bergabung dengan komunitas, dan berdiskusi dengan banyak orang.
Setelah lulus kuliah, pria yang hobi belajar ini pun memutuskan untuk memulai usaha dengan brand sendiri, yang diberi nama Martabak Bang Awal. Baginya, langkah ini menjadi titik awal dari perjalanan bisnis yang lebih mandiri.
Pengembangan Martabak Bang Awal semakin pesat setelah ia lulus kuliah, meskipun tentu saja ada tantangan, termasuk beberapa outlet yang terpaksa tutup karena dinamika bisnis yang tidak selalu mulus.
“Alhamdulillah, hingga saat ini, Martabak Bang Awal telah hadir di 10 kota dengan total sekitar puluhan outlet,” ujarnya.
Selain mengembangkan Martabak Bang Awal, dengan sikap optimisme yang mendorongnya berani mengambil resiko dan peluang, Awaluddin juga merambah ke bisnis kuliner lainnya. Beberapa di antaranya adalah Ayam Bakar Srikandi, Srikandi Seafood, dan Ayam Goreng Bang Awal.
Usaha-usaha ini menunjukkan diversifikasi bisnis yang dilakukan oleh Awaluddin untuk memperluas peluang dan memberikan variasi produk kepada pelanggan. Bahkan, Ayam Goreng Bang Awal kini telah memiliki dua cabang di Kota Kendari, menambah daftar kesuksesan bisnis yang dikelolanya.
BACA JUGA: Berhenti dari Asuransi BUMN, Pria Asal Kendari Ini Pilih Jalan Halal di Bisnis Laundry
Mindset yang Membawa Kesuksesan
Bagi Awaluddin, mengembangkan bisnis selalu dimulai dari mindset yang tepat. Jika ingin membesarkan bisnis, sebagai pemilik, harus terlebih dahulu membesarkan pola pikirnya.
Menurutnya, banyak orang merasa stres dalam menjalankan bisnis karena mindset mereka belum siap menghadapi tantangan yang ada. Sebaliknya, ketika mindset orang tersebut bertumbuh, ia akan lebih termotivasi untuk terus mengembangkan dan menumbuhkan bisnis yang ia jalani.
Mindset ini bisa dibangun dan diperkuat melalui berbagai cara, seperti membaca, bergabung dengan komunitas, mengikuti pelatihan, serta berdiskusi dengan para pelaku bisnis yang sudah lebih berpengalaman. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang memerintahkan untuk Iqra—membaca dan belajar—sebagai langkah awal untuk bertumbuh.
“Jadi Iqra dalam Al-Quran yang artinya ‘bacalah’ ini, juga perintah untuk kita terus belajar, tujuannya agar kita menjadi orang yang terus bertumbuh,” ujarnya.
Dengan mindset yang berkembang, bisnis pun akan memiliki fondasi yang kokoh untuk terus maju dan menghadapi setiap tantangan. ***
Editor: Fitrah Nugraha
Post Comment