Rahasia Sukses Bisnis ala CEO Mie Gacoan

KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Siapa sangka di balik istilah “gacoan”—penanda keandalan—tersembunyi strategi bisnis jenius dari sosok yang menamakannya sendiri: Anton Kurniawan, founder dan CEO Mie Gacoan.

Meski jarang muncul di publik, jejaknya nyata: dari Malang, ia merintis Mie Gacoan sejak 2016 dan kini menjadi merek mie pedas fenomenal yang punya ratusan hingga hampir 300 gerai di seluruh Indonesia.

Artikel ini penuh insight—berdasarkan data valid dari berbagai sumber—tentang strategi bisnisnya yang bisa banget kamu adaptasi.

1. Fokus pada Segmen Ekonomi Anak Muda dengan Harga Terjangkau

Anton memahami benar siapa penikmat utamanya—pelajar, mahasiswa, dan milenial pencinta pedas. Durabilitas brand dibangun lewat strategi harga yang bersahabat.

  • Harga mie mulai dari Rp10 ribuan
  • Paket hemat: 2 porsi mie + gorengan hanya Rp50 ribu
  • Level pedas dari 0–8, memberi sensasi unik dan seru

2. Bangun Brand dengan Konsep Kocak & Kekinian

Mie Gacoan bukan cuma jual mie—tapi juga atmosfer.

  • Nama menu seperti “Mie Setan” atau “Mie Iblis” bikin penasaran
  • Gerai didesain Instagramable
  • Konsep kekinian bikin pelanggan betah nongkrong dan foto-foto.

BACA JUGA: Workshop 2 Hari di Kendari, Dosen Jualan Suryadin Laoddang Bakal Bongkar Strategi Digital Marketing

3. Ekspansi Cepat Disertai Sistem Terstruktur

Pertumbuhan Mie Gacoan luar biasa:

  • Dari Malang menyebar ke Jawa, Bali, Sumatra (hingga 300 gerai)
  • Ribuan karyawan dikelola dalam sistem rapi
  • CEO sopan dan low profile meski di balik layar ada strategi matang.

4. Responsif terhadap Isu Halal & Rebranding Cepat

Ketika isu muncul—menu kontroversial dianggap tak halal—Anton bergerak cepat:

  • Mengubah nama-nama menu agar sesuai kriteria MUI
  • Komitmen menjaga reputasi halal, sangat penting untuk konsumen muslim.

5. Momentum Promosi dari Tokoh Nasional

Momen publik penting bisa jadi momentum besar:

  • Kunjungan Presiden Jokowi ke gerai Mie Gacoan di Mataram langsung viral
  • Pemberitaan nasional dan exposure membuat brand makin dikenal luas.

6. Omzet Tiap Cabang Bisa Fantastis

Cuan kuat per harinya bikin strategi Anton makin terbukti efektif:

  • Setiap outlet dikunjungi lebih dari 100 orang per hari
  • Estimasi omzet per cabang bisa mencapai Rp200 juta per hari.

7. Nama Brand yang ‘Melekat’ ke Masyarakat

“Gacoan” diambil dari bahasa Jawa yang berarti “jagoan” atau “andalan”—nama kuat untuk brand yang ingin diingat.

  • Harapan brand menjadi pilihan utama konsumen
  • Penamaan konsisten membantu positioning kuat.

8. Konsistensi Produk & Pengalaman Pelanggan

Anton menjaga kualitas tanpa kompromi, meski bisnis tumbuh pesat:

  • Standarisasi rasa dan layanan di tiap gerai
  • Gerai menyesuaikan suaranya agar tetap seragam dan nyaman
  • Konsistensi membangun kepercayaan pelanggan.

9. Berani Adaptasi dari Sisi Legal & Budaya

Kedewasaan berbisnis terlihat ketika sang CEO peka terhadap lingkungan:

  • Mengubah nama menu demi sesuai norma budaya/halal
  • Menunjukkan bahwa brand lokal tetap adaptif dan sensitif terhadap isu social.

10. Membangun Bisnis dari Pengalaman Praktis

Sebelum Mie Gacoan, Anton mencoba berbagai usaha—belajar dari ribuan kegagalan dan peluang:

  • Mengasah kemampuan membaca pasar
  • Memahami perilaku konsumen muda
  • Mencari celah yang belum banyak dilirik pemain lain.

Nah #SobatPreneur, dari Anton Kurniawan kita belajar: bisnis bukan hanya soal jualan, tapi soal memahami audiens, berinovasi, adaptif, dan konsisten. Gunakan ide-ide di atas agar bisnismu punya basis kuat dan potensi berkembang luas. Selamat mencoba. ***

Editor: Fitrah Nugraha

Post Comment