Terobosan Petani Milenial Group: Inovasi Pariwisata Pertanian Berbasis Desa Wisata

KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Bayangkan sebuah desa yang tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga menjadi destinasi wisata berbasis pertanian yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.

Inilah gagasan brilian yang diusung oleh Petani Milenial Group di bawah kepengurusan Mr. Saha. Dengan konsep inovatif yang mengintegrasikan pariwisata dan pertanian, petani milenial bertekad mengubah wajah desa-desa menjadi ikon wisata yang unik dan produktif.

“Kami percaya, setiap daerah memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. Dengan mengolah potensi lokal kami bisa menciptakan daya tarik wisata yang berkelanjutan,” jelas Mr. Saha.

BACA JUGA: Petani Milenial Group Hadirkan Program Transformasi Lahan Tidur: Kami Tanamkan

Pariwisata Pertanian: Memaksimalkan Potensi Lokal

Program yang diusung oleh Petani Milenial Group ini dikenal sebagai Industri Pariwisata Pertanian. Melalui konsep ini, Mr. Saha bersama timnya mengubah desa atau daerah dengan segala aspeknya menjadi destinasi wisata yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Kami mendukung program pengembangan desa wisata yang digagas pemerintah, namun kami tidak berhenti di situ. Tetapi kami mengoptimalkan desa tersebut dengan segala aspeknya menjadi destinasi wisata. Artinya, satu desa itu menjadi wisata,” ujar Mr. Saha.

Dengan pendekatan ini, setiap desa memiliki peluang untuk menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat lokal. 

Untuk menyukseskan program tersebut, Petani Milenial Group juga menggandeng program lain yang mereka gagas, yaitu Kami Tanamkan. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi hasil pertanian di setiap desa, seperti jagung, durian, jambu kristal, alpukat, atau jeruk nipis, dan menjadikannya ikon lokal.

“Jika suatu daerah ikonnya adalah jagung, maka kami akan memastikan seluruh warga desa diberikan kemudahan dalam membudidayakan jagung. Mulai dari panduan menanam hingga pengelolaan hasil panen,” ungkap Mr. Saha.

Konsep ini diharapkan tidak hanya menciptakan desa yang dikenal dengan produk unggulan tertentu, tetapi juga menjadi rujukan bagi masyarakat luar yang ingin belajar atau menikmati sausana desaw wisata dan hasil pertaniannya.

Wujud Penerapan Industri Pariwisata Pertanian

Program pariwisata berbasis pertanian telah sukses diterapkan di berbagai lokasi, termasuk Agrowisata California di Desa Cialam, Konda, Konawe Selatan yang digagas bersama dua rekan lainnya, yakni La Mimin, SE dan Muhammad Sudarmaji. Tempat ini kini menjadi destinasi wisata yang cukup populer di kalangan pengunjung.

Selain itu, program serupa juga dilaksanakan di Desa Alebo, Konda, di mana Petani Milenial Group berhasil membudidayakan lebih dari 800 pohon jambu kristal. Jambu ini dikenal sangat produktif, dengan potensi menghasilkan 80-100 buah per pohon setiap tahunnya.

Tidak berhenti di situ, Mr. Saha juga mengungkapkan bahwa program pariwisata pertanian ini telah diterapkan di sejumlah lokasi agrowisata di Kota Kendari dan daerah sekitarnya, memperluas dampak positifnya pada pengembangan ekonomi lokal.

Hasil pertanian dikemas dengan sentuhan kearifan lokal untuk memberikan nilai tambah, baik secara ekonomi maupun pariwisata. Selain itu, kemasan juga dirancang agar sesuai dengan kebutuhan pasar lokal dan luar, sehingga dapat menarik minat konsumen dari berbagai segmen.

Stimulus Pemerintah Diperlukan

Agar program ini berjalan maksimal, Mr. Saha menekankan pentingnya intervensi pemerintah, khususnya melalui stimulus bantuan seperti dana desa.

“Kami membutuhkan dukungan pemerintah untuk memberikan kemudahan akses terhadap bantuan finansial, teknologi, dan pelatihan kepada warga desa,” katanya.

“Dengan demikian, program ini bisa berjalan lebih cepat dan memberikan dampak yang signifikan,” tambahnya.

Menurut Mr. Saha, beberapa pemerintah daerah sudah menunjukkan minat terhadap konsep ini. Mereka berharap, program ini dapat melibatkan partisipasi aktif warga desa dalam pengembangannya.

Selain itu, Petani Milenial Group juga telah menawarkan berbagai pilihan tanaman yang dapat dibudidayakan sesuai dengan potensi wilayah, seperti durian, jambu kristal, alpukat, dan jeruk nipis.

Dengan program Industri Pariwisata Pertanian, warga desa tidak hanya mendapatkan pemasukan tambahan dari sektor pariwisata, tetapi juga memanfaatkan hasil pertanian mereka untuk kebutuhan sendiri maupun untuk dijual.

“Kami ingin desa-desa kita, bahkan provinsi kita, memiliki ikon hasil pertanian yang menjadi referensi masyarakat luar. Dengan cara ini, kita tidak hanya membangun desa wisata, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa,” tutup Mr. Saha.

Mengubah Desa Menjadi Destinasi Unggulan

Petani Milenial Group telah menunjukkan bahwa potensi desa tidak terbatas pada alam yang indah. Dengan inovasi, kreativitas, dan dukungan yang tepat, desa-desa bisa berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik sekaligus produktif secara ekonomi melalui sektor pertanian.

Program pariwisata pertanian ini memberikan harapan baru bagi masyarakat desa untuk hidup lebih sejahtera dan mandiri.

Dengan konsep ini, setiap desa di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi bintang baru di sektor pariwisata pertanian, sekaligus membangun kemandirian pangan yang berkelanjutan.

Bagi Anda yang tertarik untuk bekerja sama dengan Petani Milenial Group, dapat menghubungi Mr. Saha melalui WhatsApp di nomor 0813 5532 4157. ***

Editor: Fitrah Nugraha

Post Comment