KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Memulai bisnis startup tak selalu mudah—tapi kisah inspiratif Abraham Viktor, CEO & co-founder Hangry, membuktikan bahwa langkah strategis dan keberanian mengambil risiko bisa membawa kesuksesan luar biasa.
Dari pengalaman mengelola berbagai startup sejak 2011 hingga merintis Hangry di tahun 2019, ia menunjukkan pentingnya integrasi teknologi, riset pasar, dan inovasi produk.
Dikutip dari berbagai sumber, simak kiat-kiat penting dari Abraham Viktor agar startup mu juga bisa naik kelas.
1. Manfaatkan Data dan Riset untuk Menentukan Segmentasi Produk
Abraham Viktor bersama tim Hangry memulai dengan riset mendalam untuk memilih kategori makanan yang populer dan jangka panjang—misalnya ayam goreng ala Korea, masakan Jepang, dan kopi—yang kemudian diwujudkan dalam merek seperti Moon Chicken, San Gyu, dan Kopi Dari Pada.
Kenapa hal ini penting?
Memahami preferensi konsumen secara akurat meningkatkan peluang bisnis untuk menarik minat target pasar dan mencetak loyalitas.
Rekomendasi untuk #SobatPreneur startup:
- Lakukan riset pasar terbuka—survei, wawancara langsung, atau kumpulkan data dari media sosial.
- Analisis tren jangka panjang, bukan tren musiman saja.
- Pilih dua hingga tiga segmen yang potensial dan uji coba prototipe produk.
BACA JUGA: Kendari Pintar Digital Hadir Jadi Mitra Tumbuh Bisnis Lokal di Era Digital
2. Pilih Model Asset-Light yang Efisien
Hangry mengadopsi model cloud kitchen—fokus pada pengantaran tanpa dine-in, sehingga biaya operasional bisa ditekan . Strategi ini terbukti efisien selama pandemi karena menghilangkan biaya sewa besar dan staf layanan tempat.
Kenapa strateginya efektif?
Meminimalkan aset fisik memungkinkan startup bergerak cepat, menyesuaikan skala bisnis, dan bebas eksperimen produk tanpa beban overhead tinggi.
Langkah praktis untuk #SobatPreneur:
- Pertimbangkan struktur tanpa banyak aset fisik bila industri memungkinkan.
- Fokus bangun kapasitas core team dan sistem teknologi.
- Kolaborasi dengan partner atau agensi untuk kurir/pengelolaan logistik.
3. Bangun Produk Berbasis Teknologi dan Umpan Balik Pelanggan
Hangry tak hanya fokus pada kualitas makanan, tapi juga membangun teknologi internal seperti prediction engine untuk mengoptimalkan stok—hasil pengurangan waste dan peningkatan SLA layanan . Selain itu, pelayanan pelanggan juga dipermudah lewat sistem feedback dan loyalty.
Kenapa teknologi jadi kunci?
Startup jaman sekarang harus cepat adaptasi, dan teknologi internal bisa menggerakkan efisiensi serta terus memperbaiki produk berdasarkan data nyata.
Strategi yang bisa dijalankan:
- Gunakan sistem CRM atau chatbot untuk kelola feedback pelanggan.
- Analisis data penjualan, stok, dan pengiriman secara rutin.
- Rancang sistem loyalty yang mudah diakses via aplikasi & scan QR.
4. Fokus pada Ekspansi Berbasis Data, Bukan Keinginan Semata
Setelah pendanaan awal USD 3 juta dan Seri A USD 13 juta (± Rp 188 miliar), Hangry menargetkan ekspansi ke 120 outlet plus membuka layanan dine-in di kota besar. Namun, Abraham Viktor menekankan bahwa ekspansi besar harus didasari kesiapan teknologi, tim, dan sistem operasi.
Mengapa penting?
Ekspansi tanpa fondasi operasional bisa menyebabkan penurunan kualitas dan kerugian besar.
Tips implementasi #SobatPreneur:
- Buat tolok ukur operasional (KPI) sebelum memperbesar skala.
- Uji coba pilot project sebelum replikasi ke banyak lokasi.
- Alokasikan dana pemasaran dan branding secara proporsional.
BACA JUGA: Islamic Green Village Hearing dengan Dinas PUPR Kendari Bahas Pencegahan Potensi Banjir
5. Ekspansi dengan Akuisisi Strategis
Hangry mulai mengakuisisi brand lain seperti Accha, pelopor kuliner India, untuk melengkapi portfolio produk. Dengan cara ini, mereka bisa cepat memperluas ragam produk tanpa memulai dari nol.
Kelebihan strategi ini:
- Akses pasar segmen baru secara instan.
- Meningkatkan efisiensi operasi dan distribusi.
- Mempercepat pertumbuhan sekaligus memperkuat positioning.
Cara menerapkan model ini:
- Analisis peluang merger atau akuisisi di niche yang masih belum terlayani.
- Pelajari risiko legal, budaya, dan sistem operasional masing-masing.
- Rencanakan integrasi secara cermat—gabungkan keunggulan dua pihak.
6. Siapkan Diri untuk Pendanaan dan Publikasi
Hangry mendapatkan beberapa putaran pendanaan: USD 3 juta, lalu USD 13 juta; kini tengah mempersiapkan diri untuk IPO pada 2025–2026 . Abraham Viktor melihat ini sebagai cara untuk mempercepat ekspansi dan memperkuat perusahaan secara struktural.
Alasan persiapan pendanaan penting:
- Memperkuat kepercayaan investor dan calon pelanggan.
- Menjamin modal untuk ekspansi dan riset teknologi.
- Membangun kredibilitas dan legitimasi brand.
#SobatPreneur bisa mulai dari sini:
- Siapkan laporan keuangan dan operasional yang transparan.
- Bentuk board advisory dengan mentor atau profesional.
- Jajaki investor potential sejak tahap awal (angel, VC).
7. Tetapkan Visi Global Sejak Dini
Meski berkantor pusat di Jakarta, Abram Viktor sasarkan ekspansi regional ke Asia Tenggara (2024) dan berambisi untuk menjadi startup kuliner global pada 2030. Visi global ini membuat strategi startup mereka lebih terarah dan bertahan pada skala jangka panjang.
Mengapa visi ini penting?
Visi multi-negara membentuk aspirasi besar, menarik talenta, dan membangun budaya kerja global dari awal.
Strategi #SobatPreneur:
- Kenali regulasi ekspor, rasio harga, dan logistik di negara lain.
- Pilih produk yang punya potensi global, bukan yang hanya lokal.
- Libatkan partner regional sejak awal perencanaan.
Nah #SobatPreneur, dari kisah Abraham Viktor, jelas bahwa membangun startup bukan tentang ide unik semata, tapi eksekusi strategis, data driven, dan kontinuitas inovasi.
Bagi #SobatPreneur yang sedang berjuang di dunia startup, tips ini bisa jadi panduan agar usaha tumbuh sehat, berkelanjutan, dan jangkauannya luas—dari lokal hingga global. ***
Editor: Fitrah Nugraha
Post Comment