KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Komunitas Sepuluh Ribu Bangun Masjid terus menunjukkan kontribusinya dalam membantu pembangunan masjid di berbagai wilayah Sulawesi Tenggara.
Berawal dari sebuah gerakan sederhana pada Januari 2020, komunitas ini kini telah menjadi wadah yang membantu banyak masjid berdiri kokoh dan dimakmurkan oleh para jamaah.
Dewi Putri Novianti atau yang lebih dikenal sebagai Putri Qurratuain, adalah sosok di balik terbentuknya komunitas ini. Ia memulai gerakan dengan mengajak teman-teman sesama muslimah di Komunitas Muslimah Hijrah Kendari (KMHK) untuk menyisihkan Rp10.000 sebagai bentuk sedekah yang diperuntukkan bagi pembangunan masjid.
Pencapaian Komunitas Sepuluh Ribu
Sejak awal berdirinya, komunitas ini telah membantu pembangunan beberapa masjid. Salah satunya adalah Masjid Assyifa di Poltekkes Kendari. Selain itu, mereka juga terlibat dalam perluasan Masjid Al-Hayya di Lorong Pelangi, depan kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yang kala itu jamaahnya membludak hingga harus membangun masjid sementara di tanah lapang.
Masjid Al-Kahfi di sebuah desa terpencil juga menjadi salah satu penerima manfaat. “Saat itu, desa tersebut tidak memiliki masjid sehingga tidak pernah ada sholat berjamaah. Melihat kondisi yang memprihatinkan, kami terinspirasi untuk menggerakkan donasi,” ungkap Putri Qurratuain.
Kembali Bangkit Setelah Vakum
Pada 2021, komunitas ini sempat vakum selama setahun. Namun, pada 2022, mereka kembali aktif dengan membantu pembangunan Masjid Aisyah di sebuah pesantren penghafal Al-Qur’an di Puwatu, Kendari.
Upaya komunitas ini tidak hanya terbatas pada pembangunan masjid, tetapi juga menjadi perantara bagi donatur yang ingin mewakafkan sumur di masjid-masjid yang membutuhkan.
Putri Qurratuain menegaskan pentingnya menjaga amanah dalam setiap donasi yang diterima.
“Rekening komunitas kami hanya atas nama Sepuluh Ribu Bangun Masjid untuk menghindari penyalahgunaan. Semua data pemasukan dan pengeluaran tercatat rapi oleh bendahara dan sekretaris,” jelasnya.
BACA JUGA: Bazar Muslimah: Sinergi UMKM Lokal dan Dakwah di Kendari
Proses Menuju Yayasan
Saat ini, komunitas tersebut tengah mempersiapkan legalitas untuk berubah menjadi yayasan. Langkah ini diambil agar mereka dapat lebih luas menjangkau masjid-masjid yang membutuhkan bantuan.
“Kami ingin membantu pembangunan masjid di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara yang masih bisa dijangkau oleh para relawan,” ujar Putri Qurratuain.
Komunitas ini berharap semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk bergabung menjadi “pejuang,” sebutan untuk donatur mereka. Dengan lebih banyak pejuang, jumlah masjid yang bisa dibantu tentu akan meningkat.
Di sisi lain, komunitas ini juga berharap takmir masjid yang menjadi penerima manfaat bisa transparan dan akuntabel dalam mengelola dana yang diterima.
“Kami ingin semangat para pejuang membantu pembangunan masjid diiringi dengan semangat takmir dan jamaah untuk memakmurkan masjid tersebut,” imbuhnya.
Menjadi Pejuang dengan Sedekah Kecil
Semua orang dapat menjadi donatur komunitas ini dengan cara sederhana. Cukup menghubungi admin melalui WhatsApp atau media sosial seperti Facebook (@sepuluhribubangunmasjid) dan TikTok (@SBM_Official).
Para donatur kemudian akan dimasukkan ke dalam grup WhatsApp untuk mempermudah komunikasi dan pelaporan kegiatan.
“Sedekah adalah perjuangan. Bukan soal jumlah besar atau kecil, tetapi soal keikhlasan. Bahkan nominal kecil sekalipun kadang bisa menjadi berat jika tidak disertai niat yang tulus,” kata Putri Qurratuain.
Melalui gerakan ini, Komunitas Sepuluh Ribu Bangun Masjid membuktikan bahwa sedekah kecil yang dilakukan secara konsisten mampu menghasilkan dampak besar.
Mereka tidak hanya membantu pembangunan fisik masjid, tetapi juga memotivasi jamaah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memakmurkan masjid-masjid yang ada. ***
Editor: Fitrah Nugraha
Post Comment