KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Memulai bisnis adalah perjalanan yang seru, tapi juga penuh tantangan. Salah satu keputusan paling krusial dalam proses ini adalah memilih partner bisnis.
Jangan sampai niat membangun kerajaan bisnis malah runtuh hanya karena salah pilih teman seperjuangan.
Nah, buat #SobatPreneur yang sedang mencari partner bisnis, artikel ini akan membantu kamu mengenali apa saja yang harus diperhatikan agar tidak salah langkah. Yuk, simak tips lengkapnya:
1. Kenali Nilai dan Visi yang Sama
Langkah pertama dalam memilih partner bisnis adalah memastikan kalian memiliki nilai dan visi yang sejalan. Ini penting, karena perbedaan pandangan bisa menimbulkan konflik di kemudian hari. Partner yang tepat adalah orang yang punya arah tujuan yang sama, bahkan ketika menghadapi tekanan bisnis.
Tanda kalian punya nilai dan visi yang sejalan:
- Punya semangat membangun bisnis jangka panjang, bukan sekadar cuan cepat.
- Sama-sama menghargai etika dan integritas dalam bekerja.
- Komitmen terhadap misi sosial atau keberlanjutan usaha.
- Siap belajar dan berkembang bersama, bukan saling menjatuhkan.
2. Evaluasi Keahlian dan Peran yang Melengkapi
#SobatPreneur, partner bisnis ideal bukan yang mirip denganmu, tapi yang bisa melengkapi kelemahanmu. Kalau kamu jago strategi, carilah yang handal di operasional. Kalau kamu fokus ke kreatif, temukan yang kuat dalam hitungan finansial. Dengan begitu, roda bisnis bisa berputar lebih seimbang.
Kriteria partner yang saling melengkapi:
- Memiliki latar belakang atau pengalaman berbeda tapi relevan dengan bisnis.
- Tidak berebut peran, tapi saling mengisi kekosongan peran.
- Bersedia berbagi tanggung jawab sesuai keahlian masing-masing.
- Terbuka untuk diskusi dan pengambilan keputusan bersama.
3. Lihat Track Record dan Etika Kerja
Sebelum memilih partner bisnis, penting juga untuk melihat rekam jejak dan etika kerja calon partner. Jangan asal karena teman dekat atau keluarga, tapi cek bagaimana dia bekerja, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan.
Yang perlu #SobatPreneur perhatikan:
- Pernah terlibat dalam bisnis atau proyek sebelumnya? Bagaimana hasilnya?
- Konsisten dalam menyelesaikan tugas atau sering menunda?
- Jujur dan transparan, atau punya banyak “drama” dalam urusan pekerjaan?
- Dikenal punya reputasi baik di komunitas atau lingkungan bisnis?
BACA JUGA: Rakorsis 2025: Semangat Kolaborasi Menuju Masa Depan Sistem Kelistrikan Baubau
4. Uji Komunikasi dan Cara Menyelesaikan Konflik
#SobatPreneur, sebaik apa pun rencana bisnis kamu, pasti akan ada masa-masa sulit dan konflik. Di sinilah pentingnya memiliki partner bisnis yang bisa diajak berkomunikasi secara sehat dan dewasa dalam menyelesaikan masalah.
Partner yang bisa berdiskusi tanpa ego akan membuat kerja sama tetap solid di tengah tekanan.
Ciri komunikasi yang sehat dalam bisnis:
- Terbuka dalam menyampaikan ide dan kritik tanpa menyakiti.
- Tidak menghindar dari masalah, tapi fokus pada solusi.
- Menghargai pendapat masing-masing meski berbeda pandangan.
- Siap membuat keputusan bersama, bukan saling mendominasi.
5. Sepakati Pembagian Hak dan Tanggung Jawab Sejak Awal
Banyak bisnis bubar bukan karena produknya jelek, tapi karena tidak ada kejelasan hak dan tanggung jawab antar partner.
Karena itu, penting bagi #SobatPreneur untuk menyusun perjanjian kerja sama sejak awal, termasuk pembagian modal, keuntungan, dan tanggung jawab masing-masing.
Hal-hal penting yang harus disepakati sejak awal:
- Persentase kepemilikan dan pembagian keuntungan.
- Siapa bertanggung jawab atas apa (keuangan, pemasaran, produksi, dll).
- Mekanisme keluar dari kemitraan jika salah satu ingin berhenti.
- Aturan pengambilan keputusan penting (harus satu suara atau voting).
6. Uji Kolaborasi Lewat Proyek Kecil
Sebelum benar-benar membangun bisnis bareng, #SobatPreneur disarankan untuk menguji kerja sama lewat proyek kecil terlebih dahulu. Ini semacam “test drive” untuk melihat bagaimana ritme kerja, komunikasi, dan keseriusan calon partner kamu dalam praktik nyata.
Contoh proyek uji coba:
- Kolaborasi membuat event kecil atau campaign digital bareng.
- Buka usaha musiman seperti bazar atau booth makanan.
- Menyusun dan menjalankan strategi promosi bersama dalam waktu terbatas.
- Membuat mini produk untuk dijual online sebagai eksperimen.
BACA JUGA: Ingin Anak Berkarakter Islami? SD Hidayatullah Kendari Kini Buka Penerimaan Murid Baru
7. Evaluasi Nilai dan Prinsip Hidup
Partner bisnis bukan sekadar rekan kerja, tapi juga seseorang yang akan berjalan bersama dalam jangka panjang.
Maka, #SobatPreneur harus memastikan bahwa nilai hidup dan prinsip dasar kalian sejalan. Jika tidak, perbedaan ini bisa menjadi pemicu konflik besar di kemudian hari.
Nilai dan prinsip yang perlu diselaraskan:
- Cara memandang uang dan keuntungan.
- Komitmen terhadap etika bisnis (kejujuran, transparansi, dll).
- Pandangan terhadap pertumbuhan bisnis (cepat tapi agresif vs. lambat tapi stabil).
- Sikap terhadap karyawan dan pelanggan.
8. Pastikan Komitmen Jangka Panjang
Bisnis bukan lari sprint, tapi maraton. Maka, partner bisnis yang ideal adalah seseorang yang siap berkomitmen dalam suka dan duka, bukan yang hanya semangat di awal lalu hilang ketika tantangan datang.
Tanyakan secara langsung: “Apakah kamu siap membangun ini dalam jangka panjang?”
Tanda partner punya komitmen kuat:
- Konsisten muncul dalam pertemuan penting.
- Tetap aktif saat bisnis sedang lesu.
- Bersedia belajar dan berkembang bersama.
- Tidak mudah menyerah saat ada kerugian atau hambatan.
9. Periksa Rekam Jejak dan Kredibilitas
Sebelum mantap menjalin kerja sama, #SobatPreneur wajib melakukan background check terhadap calon partner. Ini bukan soal curiga, tapi langkah bijak untuk menghindari risiko besar.
Kenali latar belakang profesional, pengalaman bisnis sebelumnya, bahkan gaya hidupnya.
Cara mengecek rekam jejak:
- Lihat proyek atau bisnis yang pernah dijalankan.
- Tanya ke rekan kerja atau partner bisnis sebelumnya.
- Amati kebiasaannya dalam mengelola keuangan dan komitmen waktu.
- Lihat reputasi online jika ia aktif di media sosial atau platform bisnis.
10. Ikuti Intuisi, Jangan Abaikan Feeling
Terakhir, #SobatPreneur, jangan remehkan intuisi bisnis kamu. Kadang, perasaan kita bisa menangkap sesuatu yang tak tampak di atas kertas.
Jika ada keraguan kuat sejak awal, meski partner terlihat ideal, sebaiknya jangan dipaksakan. Bisnis yang sukses dibangun dengan keyakinan, bukan keraguan.
Pertimbangkan kembali jika kamu merasa:
- Selalu tidak nyaman saat berdiskusi dengannya.
- Partner terlalu tertutup atau manipulatif.
- Terjadi ketimpangan dalam kontribusi sejak awal.
- Kamu merasa “memaksakan diri” untuk cocok.
Nah #SobatPreneur, memilih partner bisnis bukan perkara instan. Butuh pertimbangan matang, diskusi terbuka, dan bahkan tes kerja sama dalam proyek kecil terlebih dahulu.
Ingat, partner bisnis akan menjadi rekan seperjalanan panjang dalam naik-turun dunia usaha. Jadi, pilih dengan hati-hati dan gunakan tips di atas sebagai panduan.
Selamat mencari partner bisnis terbaik, #SobatPreneur! Semoga usaha kamu terus berkembang dan sukses bersama orang yang tepat. ***
Penulis: Fitrah Nugraha
Post Comment