KENDARI, NULISPRENEUR.COM – Gerakan sosial, Sepuluh Ribu Bangun Masjid, yang berfokus pada pembangunan masjid di pelosok Sulawesi Tenggara kini semakin dikenal luas.
Di balik keberhasilan inisiatif ini, ada sosok Dewi Putri Novianti, S.Sos., M.Sos., seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Kendari yang aktif dalam kegiatan sosial dan dakwah.
Dengan dedikasi dan konsistensinya, Dewi yang juga dikenal dengan mana Putri Qurratuain, telah menggerakkan banyak orang untuk bersama-sama membantu membangun masjid melalui komunitas yang ia inisiasi.
Sejak lama, Putri Qurratuain memiliki kepedulian besar terhadap masyarakat, terutama dalam bidang sosial dan keagamaan. Perjalanan spiritualnya mengalami titik balik pada tahun 2016, ketika ia memutuskan untuk berhijrah dan lebih mendalami ajaran Islam.
BACA JUGA: Sepuluh Ribu Bangun Masjid Salurkan Donasi untuk Masjid Al-Hudah di Konawe Selatan
Sebuah kalimat dalam buku yang ia baca menjadi pemicu semangatnya: “Jika ingin dosa dihapuskan, maka gantilah keburukan dengan berbuat kebaikan.” Kata-kata ini menjadi prinsip yang ia pegang teguh dalam menjalani kehidupan dan mendukung misinya membantu sesama.
Putri memulai langkahnya dengan membentuk Komunitas Muslimah Hijrah Kendari (KMHK), yang berawal dari ajakan sederhana di media sosial. Di luar ekspektasinya, banyak orang tertarik untuk bergabung.
Komunitas ini kemudian berkembang menjadi wadah yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari menjadi relawan bencana, penyelenggara jenazah, hingga penyebaran dakwah.
Dari komunitas ini, muncul inisiatif Gerakan Sepuluh Ribu Bangun Masjid pada tahun 2021. Awalnya, gerakan ini bertujuan membantu tiga masjid yang membutuhkan dana untuk pembangunan. Namun, gerakan ini mendapat antusiasme besar dari masyarakat. Bahkan, salah satu masjid yang dibantu berada di desa yang sebelumnya tidak pernah terdengar suara adzan dan tidak ada salat berjamaah. Sejak masjid itu berdiri, suasana keagamaan di desa tersebut pun berubah.
Putri mengaku kaget saat mengetahui bahwa masih banyak masjid di Kendari dan daerah sekitarnya yang membutuhkan perhatian, terutama di pelosok yang jarang tersentuh bantuan.
Melihat tingginya kebutuhan dan semakin banyaknya donatur serta relawan yang ingin bergabung, pada tahun 2023 gerakan ini berkembang menjadi komunitas mandiri dengan struktur kepengurusan yang lebih rapi, termasuk adanya bendahara, sekretaris, humas, dan relawan lapangan.
Tak hanya sebatas mengumpulkan dana, Putri dan timnya memastikan bahwa setiap bantuan yang disalurkan dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan keuangan pun dibuat secara transparan, sehingga para donatur bisa melihat perkembangan pembangunan masjid yang mereka bantu. Prinsip amanah dan transparansi inilah yang membuat banyak orang percaya dan terus mendukung gerakan ini.
BACA JUGA: Hadirkan Pendidikan Islami, SDIT Qurrotu’ain Kendari Buka Pendaftaran Siswa Baru
Dukungan dari suaminya, La Ode Muhammad Amsar, S.Ip., M.Si., juga menjadi faktor penting dalam perjalanan sosialnya. Setelah berkarier selama 20 tahun di BUMN, sang suami memutuskan untuk resign dan fokus pada usaha keluarga mereka, yakni PT. Janeeta dan PT. ARTA.
Keputusan resign ini memberikan keleluasaan bagi Putri untuk semakin aktif dalam kegiatan sosial tanpa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai ASN.
Hingga tahun 2025, Gerakan Sepuluh Ribu Bangun Masjid yang kini sudah berbadan hukum yayasan telah berhasil menyalurkan dana sebesar Rp1,01 miliar untuk pembangunan 58 masjid di berbagai wilayah Sulawesi Tenggara.
Semua data terkait donasi dan pembangunan terdokumentasi dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para donatur dan masyarakat.
Putri Qurratuain adalah contoh nyata bahwa dengan niat tulus dan kerja keras, siapa pun bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya.
Dengan semangat dakwah dan kepedulian sosialnya, ia telah membuktikan bahwa media sosial bukan sekadar ruang berbagi, tetapi juga bisa menjadi sarana menggerakkan kebaikan yang berdampak luas bagi umat. ***
Editor: Fitrah Nugraha
Post Comment